Toilet Umum Dibahas di Forum Wisata ASEAN


Soal kebersihan toilet umum (public toilet) dibicarakan oleh pelaku wisata se-ASEAN di Yogyakarta, Rabu, 19 September 2012. Toilet umum sangat mempengaruhi iklim wisata. Maka perlu ada standarisasi toilet umum.

Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Putu Laksaguna, masih banyak toilet umum yang belum memenuhi standar. Standar itu mengacu pada kebersihan, bangunan, sanitasi dan perawatan toilet itu sendiri.

"Di Kementerian kami ada anggaran untuk pembinaan dan percontohan toilet umum, khususnya di lokasi wisata," kata Putu, di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Rabu, 19 September 2012.

Dalam acara ASEAN Tourism Working Groups and Committees Meeting pada 18-20 September 2012 pembicaraan toilet umum untuk lokasi wisata membahas standarisasi toilet. Bahkan, ada penilaian terhadap toilet-toilet yang berada di bandar udara, kebun binatang, dan lokasi wisata lainnya.

Persoalan toilet umum sampai dibicarakan di tingkat ASEAN karena fasilitas itu sangat vital. Jika banyak tempat kuliner, maka mau-tidak mau juga harus disediakan toilet umum yang memenuhi standar kebersihan dan bangunannya.

"Lokasi-lokasi wisata memang harus ada toilet umum yang memenuhi standar," kata dia.

Negara-negara yang ikut dalam ASEAN Tourism Working Groups and Committees Meeting di Yogyakarta adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Sebanyak 90 delegasi mengikuti acara itu dengan beragam program termasuk unjuk masakan dari masing-masing delegasi.

Di Yogyakarta, masalah toilet umum terutama di sepanjang Jalan Malioboro masih ada. Di lokasi wisata belanja paling favorit di kota gudeg itu hanya tersedia dua toilet umum. Yaitu di dekat kantor Dinas Pariwisata dan di dekat kompleks Kantor Gubernur. Selain itu, tentu saja di mal atau pertokoan besar juga ada.

Namun, dilihat dari fisik dan kebersihannya pun masih kurang. Selain sempit, kebersihannya juga belum memenuhi standar. Sedangkan kebutuhan buang hajat tidak terelakkan bagi para wisatawan.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta M Tazbir Abdullah, masalah toilet umum di Malioboro masih perlu pembicaraan yang intensif. Ia mengusulkan ada investor yang mau menggarap toilet di Malioboro.

"Kami menawarkan kepada investor untuk menggarap dan menyediakan toilet yang standar, bersih, dan nyaman. Jadi pembangunan dan penanganannya tidak dibebankan kepada anggaran daerah atau kota," katanya.

Memang, soal kebersihan toilet umum tergantung kepada pengguna dan pengelola. Perilaku bersih pengguna sangat tergantung juga dengan kebersihan toilet umum oleh para pengelolanya.

www.amwtour.com

Komentar