Tujuan Wisata Heritage Asean: Borobudur, Prambanan, dan Sangiran



Candi Borobudur, Prambanan, dan Situs Sangiran dipilih menjadi lokasi wisataheritage negara-negara Asean. Indonesia pun dipilih menjadi koordinator. Keputusan itu diambil dalam "Asean Tourism Working Group and Committees Meeting" di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta, 18-20 September 2012.

Paket wisata heritage (warisan budaya) di setiap negara Asean diambil tiga lokasi. Negara-negara Asean yang ikut serta dalam acara itu adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Sebanyak 90 delegasi mengikuti acara itu dengan beragam program.

"Para pelaku wisata negara-negara Asean sepakat adanya single destination dengan paket-paket wisata yang disepakati," kata I Putu Laksaguna, Inspektur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu, 19 September 2012.

Paket-paket wisata negara-negara Asean lainnya adalah wisata berbasis alam yang dikoordinatori Malaysia, wisata berbasis kehidupan masyarakat dengan koordinator Kamboja, dan wisata kapal pesiar dan sungai dikoordinatori oleh Vietnam. Selain itu, juga dikemas wisata kesehatan dan kebugaran yang dikoordinatori oleh Thailand.

Para pengambil kebijakan wisata dari negara-negara Asean itu memang sepakat untuk menggarap pasar wisata Asean untuk membendung wisata ke luar Asean seperti Eropa, Amerika, dan Australia. Mereka justru menggarap wisatawan regional untuk meningkatkan kunjungan wisata ke negara-negara Asean itu.

"Pada 2015, semua pelaku wisata di Indonesia harus sudah mengikuti uji kompetensi supaya tidak kalah bersaing dari negara lain," kata Putu.

Sertifikasi pelaku wisata itu berlaku untuk semua negara Asean. Mereka, para pelaku wisata yang sudah tersertifikasi, berhak dan diterima di negara-negara Asean itu.

"Jika pelaku wisata Indonesia banyak yang tidak tersertifikasi maka bisa dimasuki, banyak tenaga kerja justru dari luar negeri," kata dia.

Target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, kata dia, pada 2012 mencapai 8 juta. Target itu merupakan angka yang tinggi. Karena, untuk mendatangkan wisatawan dari negara lain memang tidak semudah orang Malaysia ke Singapura dan sebaliknya.

M. Tazbir Abdullah, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan semua pelaku bisnis pariwisata memang harus mengikuti uji kompetensi. Seperti pengelola hotel, chef, dan terapis spa.

"Ada lembaga sertifikasi yang bekerja sama dengan kami untuk uji kompentensi pelaku wisata, secara bertahap pelaku bisnis wisata disertifikasi," kata dia.

www.amwtour.com

Komentar