Street Food, Si Penggoda Lidah di Tempat Liburan

Apalah artinya pergi liburan ke suatu destinasi tanpa mencoba jajan makanan khas di sana. Street food faktanya adalah bumbu pelengkap wisata. Malah, jajanan pinggir jalan bisa menjadi kenangan di saat traveling.

Tidak hanya makanan berat, makanan ringan di pinggir jalan yang sering disebut street food, adalah bagian dari wisata kuliner itu sendiri. Setiap kota di Indonesia dan juga kota-kota di luar negeri, punya street food yang menjadi ciri khas masing-masing.

Seperti yang dilansir detik.travel, Travel Highlight Street Food akan membahas betapa jajanan pinggir jalan telah menjelma menjadi daya tarik wisata. Bahkan street food menarik perhatian turis mancanegara. Street food adalah si penggoda lidah di tempat liburan.

Keberadaan street food membuat wisatawan semakin betah berlibur di suatu kota, dan ini yang menarik, street food juga bisa menjadi daya tarik yang identik dengan kota itu. Nasi kucing identik dengan Yogyakarta, pempek identik dengan Palembang dan pisang epe identik dengan Makassar. Tapi memang, ada kiat-kiat khusus untuk berburu street food.

Street food juga menjadi pengganjal perut wisatawan dari pagi sampai malam. Bubur Manado dicari untuk sarapan, es cendol Elizabeth meredakan panas di Bandung siang hari dan aneka lapak makanan menghampar di Night Market di Taipei setiap malam.

Kota-kota seperti Bogor, Bandung, Makassar bahkan Jakarta, punya koleksi street food yang lezat. Kota Marakesh di Maroko malah terkenal dengan Djama el Fna, alun-alun yang menggelar aneka street food di malam hari. Sementara negara seperti Turki, Italia dan Thailand juga terkenal dengan street food-nya.

Kemasan makanan yang kita temukan dalam street food juga begitu menarik dan menggambarkan keanekaragaman budaya di dunia. Es krim yang dijepit wafer di Singapura, nasi yang dibungkus daun jati pada Nasi Jamblang Cirebon, sampai jajanan ekstrem seperti kalajengking, ulat, dan kelabang yang kita lihat di Beijing.

Street food adalah makanan sederhana, namun yang disajikan di sana memiliki makna wisata yang lebih dari sekadar citarasa. Street Food adalah representasi budaya suatu masyarakat pada sebuah destinasi, setiap gigitannya mewakili karakter ceria, dinamis, penuh warna dan meriah yang kita jumpai setiap hari dalam liburan kita di sana.

Street food adalah cara paling sederhana untuk wisatawan berbaur dengan masyarakat lokal. Nikmatilah pengalaman yang berkesan lewat obrolan ringan bersama mereka sambil mengudap sepiring roti cane, sebungkus kebab Turki, atau secangkir kopi Joss. Liburan sambil jajan dan makan, memang tidak terpisahkan.

Komentar