Kota Guilin alam yang menyihirkan

Guilin di bagian selatan China punya panorama yang sangat cantik. Kota ini dikelilingi bukit-bukit yang menjulang tinggi, dan Sungai Lijiang yang semakin mempercantik alamnya. Wisatawan akan tersihir oleh pesonanya.

Keindahan alam pegunungan adalah salah satu alasan kami memilih Kota Guilin untuk dikunjungi. Bersama suami dan anak, saya menggunakan kereta malam (sleeping train) dari Hanoi di Vietnam menuju Nanning di China. Kami sempat istirahat 2 malam di Nanning sebelum melanjutkan perjalanan kereta sekitar 5,5 jam menuju Guilin.

Tiba di Guilin, semua letih tertutup oleh keindahan alamnya. Penduduknya juga ramah, sehingga memudahkan kami untuk berkeliling kota tanpa pemandu wisata.

Setelah check in di Ming Palace Hostel dan menaruh barang-barang, kami langsung menuju Zhengyang Pedestrian Street. Pusat perbelanjaan ini letaknya tak jauh dari hostel. Ya, China memang terkenal dengan surga belanjanya. Beragam diskon pun disuguhkan oleh semua toko di tempat ini!

Esok harinya, kami mengunjungi kota tua Yangshuo sekitar 73 km dari Kota Guilin. Resepsionis hostel menawarkan tur paket Li River ke Yangshuo, namun kami memilih bus umum karena harganya jauh lebih murah. Selain keindahan alam, tata kota dan transportasi umum di Guilin sangat mudah dan aman. Walaupun tetap ramai di jam-jam sibuk.

Perjalanan menuju Yangshuo dipenuhi panorama perbukitan, membuat 1,5 jam terasa cepat berlalu. Dari terminal bus Yangshuo, kami bertolak ke West Street Pedestrian yang jaraknya cukup dekat. Lagi-lagi, pusat perbelanjaan tersedia di sini. Banyak juga atraksi-atraksi yang disuguhkan bagi turis di kota kecil ini.

Kami jalan-jalan di sekitar West Street Pedestrian, menikmati keindahan alam dan berbelanja. Setelah 4 jam keliling West Street, kami memutuskan untuk kembali ke Guilin. Walaupun Yangshuo punya banyak penginapan untuk turis, sebagian besar destinasi wisata ada di Guilin.

Sedikit keluar dari pusat Kota Guilin, kami mengunjungi Gunung Yao pada hari ketiga. Sebenarnya tidak sulit menemukan tempat ini kalau menggunakan transportasi umum. Hanya saja, kita harus mengatakan tempat tujuan kepada supirnya. Oleh karena itu sebelum berangkat, kami selalu minta resepsionis untuk menuliskan tempat tujuan dengan huruf Mandarin. Ya, hal itu sangat membantu kami untuk mendatangi tempat-tempat wisata di Kota Guilin.

Perjalanan menuju Gunung Yao memakan waktu 40 menit, ditambah jalan kaki sekitar 1,5 km. Tibalah kami di pintu masuk kereta gantung yang akan membawa kami naik ke ketinggian 1.400 mdpl. Ini berarti, kami bisa melihat hampir seluruh Kota Guilin dari puncak Gunung Yao.

Di puncak Gunung Yao terdapat beberapa candi, patung-patung Buddha dan makam Raja Jingjiang. Panoramanya sangat indah. Bukit-bukit yang menjulang tinggi seperti mengelilingi Kota Guilin. Beberapa di antaranya bahkan hanya terlihat puncaknya, tertutup oleh kabut, sangat menyejukkan mata.

Setelah berfoto-foto dan menikmati keindahan alam, kami pun memutuskan untuk turun. Selain menggunakan kereta gantung, wisatawan juga bisa menggunakan perosotan Tobbogan Slide untuk turun dari Gunung Yao.

Kembali ke pusat Kota Guilin, kami langsung makan siang dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Danau Mulong. Di tengah danau ini terdapat 2 pagoda bernama Sun and Moon Pagoda, alias Twin Pagoda.

Hari keempat adalah hari terakhir kami di Kota Guilin. Pagi harinya, setelah sarapan, kami mengunjungi Ming Palace & Solitary Beauty Peak yang hanya 200 meter dari hostel tempat kami menginap.

Ming Palace & Solitary Beauty Peak adalah salah satu destinasi wisata sejarah di Guilin. Lokasinya di pusat kota, dikelilingi 3 terowongan sebagai pintu masuk kompleksnya. Ming Palace adalah tempat tinggal Raja Jingjiang di masa lampau. Sementara Solitary Beauty Peak dengan ketinggian 66 meter, konon adalah puncak pertama di Kota Guilin.

Pada zaman Dinasti Ming, hanya Raja Jinjiang yang boleh mengunjungi bukit ini sebagai tempat untuk berdoa. Menurut sejarah China modern, hanya orang-orang terkenal yang boleh naik ke Solitary Beauty Peak ini. Tapi jangan kuatir, sekarang semua pengunjung bisa menikmati keindahan kota dari tempat ini. Di dalam kompleks ini juga terdapat museum, kuil, danau buatan dan beberapa gua yang tak boleh dimasuki pengunjung. Kompleks ini sangat teduh, damai dan tenang.

Setelah makan siang dan menghabiskan waktu di Zhengyang Pedestrian Street, kami langsung menuju stasiun. Kereta yang seharusnya berangkat pukul 17.40 waktu Guilin pun tertunda sekitar 3 jam, sehingga baru tiba di Nanning pukul 02.30 keesokan harinya. Semalam di Nanning cukup untuk istirahat sebelum melanjutkan perjalanan kereta menuju Hanoi, yang berangkat pukul 18.20 waktu setempat.

Guilin seperti kota yang terbuat dari alam. Kota ini dikelilingi panorama yang indah, serta ditumbuhi pohon-pohon yang membuatnya semakin asri. Perjalanan yang panjang pun dibalas oleh keindahan alam yang ditawarkan Guilin.

www.amwtour.com

Komentar