Saat mengunjungi negara-negara yang terletak di daratan benua seperti Indocina dan Eropa, merasakan pengalaman melintasi perbatasan darat akan jadi pengalaman sangat menarik. Anda bisa melihat langsung perubahan suasana kehidupan akibat perbedaan sistem politik, misalnya. Juga akan sangat menghemat uang kalau Anda ingin mengunjungi beberapa negara sekaligus.
Namun, ada banyak tantangan saat kita harus melintasi perbatasan di negara-negara miskin dan berkembang. Tak jarang, turis harus berhadapan dengan berbagai trik penipuan, bahkan bisa menjadi korban petugas imigrasi di pos perbatasan.
Supaya Anda bisa sukses melintasi perbatasan dengan aman dan nyaman, coba simak beberapa tips berikut.
Ketahui peraturan masuk
Pastikan Anda memiliki informasi yang lengkap mengenai peraturan masuk ke suatu negara melalui darat. Cari tahu apakah Anda memerlukan visa, berapa lama izin tinggal, serta informasi penting lainnya.
Harap diperhatikan, sering ada perbedaan perlakuan kepada turis yang masuk lewat darat dengan mereka yang masuk melalui bandara. Beberapa negara seperti India dan Iran, hanya memberi “visa on arrival” (visa bisa diurus saat kedatangan) di bandara. Sementara di Thailand, turis yang masuk lewat darat hanya diberi izin tinggal selama 15 hari, padahal kalau masuk melalui bandara diberi 30 hari.
Tak perlu gugup
Suasana pos perbatasan yang dipenuhi tentara serta petugas imigrasi berekspresi serius, sering kali membuat kita gugup. Tapi Anda tak perlu takut kalau memang tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Kalau Anda terlihat sangat gugup, mungkin akan mengundang kecurigaan yang membuat Anda dibawa ke ruang interogasi.
Terkadang petugas imigrasi akan memberikan pertanyaan sederhana, seperti tujuan bepergian, tempat menginap, serta pekerjaan. Jawab semua pertanyaan dengan tegas dan jelas, tapi tak perlu dijawab terlalu jujur. Misalnya saat ditanya soal pekerjaan, jangan pernah bilang Anda seorang pengangguran meskipun kenyataannya demikian. Pendek kata, hindari pernyataan yang membuat petugas berkesimpulan bahwa Anda ingin menjadi penetap ilegal.
Katakan tidak untuk pungutan liar
Sudah jadi rahasia umum, banyak pos lintas batas di negara-negara miskin dan berkembang menjadi ladang korupsi. Saya sendiri pernah dimintai uang sebanyak 10 ringgit Malaysia oleh petugas imigrasi Thailand saat hendak menyeberang ke Malaysia. Padahal saya tahu persis, tidak ada peraturan yang mengharuskan kita membayar sejumlah itu untuk melintasi pos perbatasan tersebut.
Praktik pungutan liar lainnya yang biasa dilakukan oknum petugas imigrasi biasanya menaikkan biaya “visa on arrival” sehingga wisatawan harus membayar lebih mahal dari harga resmi. Praktik semacam ini sangat jarang terjadi di bandara, namun banyak turis mengalaminya ketika berhadapan dengan petugas imigrasi di perbatasan darat.
Situasi seperti ini kadang menjadi dilema bagi wisatawan. Kalau menolak membayar pungutan, mereka tentunya khawatir bisa ditolak masuk ke suatu negara. Tapi kalau Anda mengetahui dengan jelas peraturan resminya, harusnya tak perlu takut untuk menolak.
Waspada sindikat kriminal
Berhati-hatilah saat berinteraksi dengan orang asing di pos perbatasan. Pelaku kriminal akan mengambil kesempatan begitu mereka tahu Anda belum punya banyak pengalaman di negara yang baru saja dijejaki. Jangan menukar uang dalam jumlah besar di dekat perbatasan untuk menghindari uang palsu. Begitu pula saat memilih transportasi menuju pusat kota, negosiasikan dulu tarifnya supaya terhindar dari penipuan.
Anda juga harus ekstra hati-hati kalau ada orang asing minta dibawakan tas atau koper miliknya. Banyak sindikat perdagangan narkoba menggunakan orang lain untuk menyelundupkan barang haram. Jadi waspadalah!
www.amwtour.com
Komentar
Posting Komentar