Blue Mosque atau Masjid Biru di Istanbul, Turki adalah salah satu masterpiece arsitektur peradaban Islam. Traveler yang beritikaf Ramadan di dalam masjidnya kagum dengan kubah yang tidak pernah ada jaring laba-labanya.
Lazimnya di gedung-gedung tinggi biasa ditemukan jaring laba-laba yang lama-lama akan mengotori langit-langit ruangan. Tapi hal itu tak terjadi di dalam ruangan Masjid Biru atau Masjid Sultan Mehmet II di Istanbul, Turki. Ternyata hal itu ada rahasianya.
Rupanya para arsitek yang membangun masjid itu antara tahun 1609 dan 1616 punya resep jitu untuk mengusir sarang laba-laba, yakni telur burung unta. Tepat di tengah kubah terbesar yang berdiameter 24 meter, menjuntai rantai panjang. Tiga meter dari titik tengah kubah terdapat chandeliers berbentuk segitiga tempat meletakkan telur unta di ketiga sudutnya.
"Sepertinya telur burung unta mempunya kandungan zat tertentu yang aromanya tak disukai laba-laba," kata Ramadan Dogan, pemandu detikTravel saat berbicara di hadapan rombongan wisata religi Franchise Gathering Zoya, awal Juni 2015 lalu.
Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, yang sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Romawi Bizantium. Masjid Biru punya enam menara, empat di antaranya menjulang tinggi dengan tiga balkon dan dua menara lainnya memiliki dua balkon.
Masjid ini dibangun untuk menandingi Hagia Sophia (Gereja Byzantium) yang dibangun pada era Kaisar Byzantyium, yaitu Constantine I. Letak gereja persis berhadapan dengan Masjid Biru.
Menurut sejarah arsitektur, masjid-masjid di Turki mengikuti dua gaya, yaitu gaya arsitektur Saljuq dan Turki Utsmani. Adapun Masjid Biru mengikuti gaya arsitektur Turki Utsmani.
"Jadi sebelumnya atap masjid di Turki umumnya rata, baru setelah ada gereja Hagia Sophia atapnya ada kubah besar untuk menandingi gereja itu," jelas Ramadan.
Sampai saat ini, Masjid Biru tetap digunakan sebagai tempat ibadah. Setiap Jumat atau Idul Fitri dan Idul Adha, masjid ini bisa menampung hingga 10 ribu jemaah.
Pemandangan pertama saat memasuki kompleks masjid ini yaitu taman bunga yang dilindungi pepohonan. Di bagian interior masjid dihiasi dengan 20 ribu kramik dari Iznik, kawasan Turki. Terdapat pula empat pilar besar dari marmer yang menyerupai kaki gajah.
Cahaya matahari bisa leluasa menerobos ke dalam masjid lewat 200 jendela kaca patri yang wana-warni. Ada pula mihrab dari marmer yang dipahat dengan hiasan stalaktit, dan panel ganda di atasnya.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Kunjungi www.amwtour.com atau hubungi :
AMW Tour
Jl. Veteran No. 72A/ 126
Telp. 061 4522667
email : info@amwtour.com
Lazimnya di gedung-gedung tinggi biasa ditemukan jaring laba-laba yang lama-lama akan mengotori langit-langit ruangan. Tapi hal itu tak terjadi di dalam ruangan Masjid Biru atau Masjid Sultan Mehmet II di Istanbul, Turki. Ternyata hal itu ada rahasianya.
Rupanya para arsitek yang membangun masjid itu antara tahun 1609 dan 1616 punya resep jitu untuk mengusir sarang laba-laba, yakni telur burung unta. Tepat di tengah kubah terbesar yang berdiameter 24 meter, menjuntai rantai panjang. Tiga meter dari titik tengah kubah terdapat chandeliers berbentuk segitiga tempat meletakkan telur unta di ketiga sudutnya.
"Sepertinya telur burung unta mempunya kandungan zat tertentu yang aromanya tak disukai laba-laba," kata Ramadan Dogan, pemandu detikTravel saat berbicara di hadapan rombongan wisata religi Franchise Gathering Zoya, awal Juni 2015 lalu.
Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, yang sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Romawi Bizantium. Masjid Biru punya enam menara, empat di antaranya menjulang tinggi dengan tiga balkon dan dua menara lainnya memiliki dua balkon.
Masjid ini dibangun untuk menandingi Hagia Sophia (Gereja Byzantium) yang dibangun pada era Kaisar Byzantyium, yaitu Constantine I. Letak gereja persis berhadapan dengan Masjid Biru.
Menurut sejarah arsitektur, masjid-masjid di Turki mengikuti dua gaya, yaitu gaya arsitektur Saljuq dan Turki Utsmani. Adapun Masjid Biru mengikuti gaya arsitektur Turki Utsmani.
"Jadi sebelumnya atap masjid di Turki umumnya rata, baru setelah ada gereja Hagia Sophia atapnya ada kubah besar untuk menandingi gereja itu," jelas Ramadan.
Sampai saat ini, Masjid Biru tetap digunakan sebagai tempat ibadah. Setiap Jumat atau Idul Fitri dan Idul Adha, masjid ini bisa menampung hingga 10 ribu jemaah.
Pemandangan pertama saat memasuki kompleks masjid ini yaitu taman bunga yang dilindungi pepohonan. Di bagian interior masjid dihiasi dengan 20 ribu kramik dari Iznik, kawasan Turki. Terdapat pula empat pilar besar dari marmer yang menyerupai kaki gajah.
Cahaya matahari bisa leluasa menerobos ke dalam masjid lewat 200 jendela kaca patri yang wana-warni. Ada pula mihrab dari marmer yang dipahat dengan hiasan stalaktit, dan panel ganda di atasnya.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Kunjungi www.amwtour.com atau hubungi :
AMW Tour
Jl. Veteran No. 72A/ 126
Telp. 061 4522667
email : info@amwtour.com
Komentar
Posting Komentar