Kuil Meiji di Shibuya, Tokyo bukan sembarang kuil. Selain bersejarah karena dibangun tahun 1920 dan dipenuhi belasan ribu pohon, di sana terdapat tempat berdoa yang dinilai mujarab. Yuk, lihat!
Waktu menunjukan sekitar pukul 10.00, ketika saya dan rombongan media dari Jakarta tiba di Kuil Meiji. Kuilnya berlokasi di kawasan Shibuya yang di seberang Stasiun Meiji-jingumae. Atau jika dari Shibuya, bisa jalan kaki selama sekitar 10 menit.
Soal sejarah, Kuil Meji dibangun oleh pemerintah Jepang pada tahun 1920 untuk mengenang Kaisar Meiji. Kuil Shinto ini pun diperuntukan untuk mendoakan sang kaisar dan istrinya, Permaisuri Shoken.
Begitu masuk ke gerbang kuilnya, tampak pepohonan yang rimbun dan tinggi menghiasi kanan dan kiri jalan. Suasananya sangat sejuk dan rindang, padahal kuil ini berada di tengah kota. Dari situ, saya masih harus berjalan sekitar 5 menit menuju bagian utama kuilnya. Lelah sedikit tak apalah, toh hitung-hitung olahraga dengan berjalan kaki.
Begitu tiba di bagian utama, saya melihat beberapa orang yang berdoa di depan kuil. Mereka mendoakan Kaisar Meiji, dengan cara melempar koin (dengan nominal berapa pun) lalu menggengam tangan (berdoa). Kemudian, menepuk tangan sebanyak dua kali dan kembali menggengam tangan.
Nah tak jauh dari situ, saya melihat suatu pohon besar di tengah halaman utama kuil yang dipadati orang-orang. Di sekelilingnya, terdapat potongan-potongan kayu yang berisikan tulisan harapan dan doa orang-orang dari berbagai negara. Ada yang bertuliskan bahasa Inggris sampai bahasa Jerman
Ternyata, itu namanya adalah Ema. Suatu plakat kayu yang biasanya ditemui di kuil-kuil Shinto. Yang tertera di palakat kayunya, bisa berupa harapan, doa atau rasa syukur kepada Sang Pencipta. Ema berukuran kecil, biasanya berbentuk segi lima (bentuk rumah berikut atapnya).
Traveler harus membayar beberapa ratus Yen untuk bisa menulis di Ema tersebut. Setiap pagi ema akan diberkati oleh pendeta kuil, yang diharapkan doa atau harapan dari setiap orang yang menuliskannya terkabul.
Percaya tidak percaya, konon ema di Kuil Meiji dinilai sebagai tempat mujarab untuk mengabulkan doa. Jangan salah, ada banyak masyarakat setempat dan turis yang rela mengantre untuk bisa menuliskan doanya di sana.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Kunjungi www.amwtour.com atau hubungi :
AMW Tour
Jl. Veteran No. 72A/ 126
Telp. 061 4522667
email : info@amwtour.com
Waktu menunjukan sekitar pukul 10.00, ketika saya dan rombongan media dari Jakarta tiba di Kuil Meiji. Kuilnya berlokasi di kawasan Shibuya yang di seberang Stasiun Meiji-jingumae. Atau jika dari Shibuya, bisa jalan kaki selama sekitar 10 menit.
Soal sejarah, Kuil Meji dibangun oleh pemerintah Jepang pada tahun 1920 untuk mengenang Kaisar Meiji. Kuil Shinto ini pun diperuntukan untuk mendoakan sang kaisar dan istrinya, Permaisuri Shoken.
Begitu masuk ke gerbang kuilnya, tampak pepohonan yang rimbun dan tinggi menghiasi kanan dan kiri jalan. Suasananya sangat sejuk dan rindang, padahal kuil ini berada di tengah kota. Dari situ, saya masih harus berjalan sekitar 5 menit menuju bagian utama kuilnya. Lelah sedikit tak apalah, toh hitung-hitung olahraga dengan berjalan kaki.
Begitu tiba di bagian utama, saya melihat beberapa orang yang berdoa di depan kuil. Mereka mendoakan Kaisar Meiji, dengan cara melempar koin (dengan nominal berapa pun) lalu menggengam tangan (berdoa). Kemudian, menepuk tangan sebanyak dua kali dan kembali menggengam tangan.
Nah tak jauh dari situ, saya melihat suatu pohon besar di tengah halaman utama kuil yang dipadati orang-orang. Di sekelilingnya, terdapat potongan-potongan kayu yang berisikan tulisan harapan dan doa orang-orang dari berbagai negara. Ada yang bertuliskan bahasa Inggris sampai bahasa Jerman
Ternyata, itu namanya adalah Ema. Suatu plakat kayu yang biasanya ditemui di kuil-kuil Shinto. Yang tertera di palakat kayunya, bisa berupa harapan, doa atau rasa syukur kepada Sang Pencipta. Ema berukuran kecil, biasanya berbentuk segi lima (bentuk rumah berikut atapnya).
Traveler harus membayar beberapa ratus Yen untuk bisa menulis di Ema tersebut. Setiap pagi ema akan diberkati oleh pendeta kuil, yang diharapkan doa atau harapan dari setiap orang yang menuliskannya terkabul.
Percaya tidak percaya, konon ema di Kuil Meiji dinilai sebagai tempat mujarab untuk mengabulkan doa. Jangan salah, ada banyak masyarakat setempat dan turis yang rela mengantre untuk bisa menuliskan doanya di sana.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Kunjungi www.amwtour.com atau hubungi :
AMW Tour
Jl. Veteran No. 72A/ 126
Telp. 061 4522667
email : info@amwtour.com
Komentar
Posting Komentar