Naik ke Burj Khalifa, Serasa di Atas Langit

 Liburan ke Dubai, UEA tentunya wajib berkunjung ke Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia. Naik ke lantai 148 dan Anda berada di atas langit.

Sebelumnya, di hari kedua di Dubai, detikTravel mengunjungi hotel mewah Burj Al Arab. Saya terkagum-kagum dengan tingginya yang mencapai 321 meter dan dinobatkan sebagai lima besar hotel tertinggi di dunia. Hari berganti, tiba saat mengunjungi Burj Khalifa. Saya pun kembali terpana.

Senin (25/1/2016) pukul 09.30 waktu setempat, saya sudah berada di Mall of Dubai, pusat perbelanjaan yang lokasinya berdampingan dengan Burj Khalifa. Mall berisi 1.200 toko ini menjadi pintu masuk bagi turis yang ingin naik ke atas gedung yang diresmikan sejak 4 Januari 2010 lalu itu.

Beruntungnya, Department of Tourism & Commerce Marketing Dubai yang mengundang detikTravel dan beberapa media dari Indonesia lainnya telah mengatur sesi kunjungan terbatas. Kami diperbolehkan masuk sebelum Burj Khalifa dibuka untuk umum dan dipenuhi wisatawan.

Pemandu wisata kami hari ini adalah Abu Bakar. Ia mengajak masuk lift dan membawa kami ke lantai 124. Perjalanan dari lantai dasar ke lantai 124 berlangsung sangat cepat. Hanya dalam waktu 1 menit. Hebatnya, di dalam lift terasa biasa saja. Tak ada goncangan yang menunjukkan kami bergerak sedemikian cepat.

Lantai 124 adalah observation deck. Di lantai ini turis biasanya menghabiskan waktu mendekat ke kaca bening yang mengelilingi gedung dan melihat ke luar. Saya sudah semangat ingin berkeliling sampai akhirnya tertahan karena dipanggil Abu.

"Tunggu. Kalian akan saya ajak ke lantai yang lebih tinggi lagi," tukasnya.

Ternyata, kami diajak ke lantai 148 atau yang biasa disebut At the Top Sky (di Atas Langit). Abu menjelaskan manajemen membatasi wisatawan yang ingin naik ke lantai 148.

"Lantai ini eksklusif. Tidak semua orang bisa naik. Setiap harinya hanya 800 orang yang boleh naik ke sini. Sedangkan di lantai 124, kami bisa menampung sampai 10 ribu orang per hari," jelasnya.

Sungguh ini merupakan kesempatan istimewa. Karena eksklusif, harga tiketnya pun lebih mahal. Di lantai 124, traveler hanya perlu membayar 135 dirham (Rp 500 ribu) per orang. Sedangkan untuk ke At the Top Sky, rogoh kocek lebih dalam sampai 500 dirham (Rp 1,8 juta) per orang.

Ada yang bilang, semakin tinggi posisi kita, angin berhembus semakin kencang. Namun ini tak berlaku di Burj Khalifa. Sebagian area di lantai 148 yang berkonsep semi outdoor dirancang sedemikian rupa sehingga pengunjung tetap merasa nyaman.

Tak ada tiupan angin kencang yang membuat pakaian atau rambut berkibar-kibar. Melongok ke bawah, bangunan puluhan lantai di penjuru Dubai jadi terlihat kecil seperti mainan. Kita juga bisa melihat area berpasir yang belum digarap menjadi bangunan modern.

Bisakah kita naik ke lantai yang lebih tinggi lagi? "Masih ada belasan lantai di atas, tapi terlarang untuk turis. Di atas adalah kantor manajemen pemilik gedung," tutur Abu.

Waktunya turun. Satu jam berada di ketinggian ratusan meter cukup rasanya. Tentunya karena juga harus toleransi karena banyak wisatawan yang mengantre.

"Kami bagi kunjungan per kloter. Biasanya antrean sangat panjang. Makanya kami menawarkan juga tiket fast track (jalur cepat dengan antrean lebih pendek). Tapi Anda harus membayar lagi untuk tiket tersebut," tambah Abu.

Seperti biasa, di pintu keluar ada yang menawarkan untuk menebus foto yang sebelumnya telah diambil oleh petugas dokumentasi. Jika tak berminat, tak perlu dibeli. Anda lalu bisa melangkah ke toko suvenir yang menjual ragam barang bertuliskan Burj Khalifa dan Dubai. Burj Khalifa memang memberi pengalaman luar biasa. (rdy/fay)
____________________________________________________________________

Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?



Komentar