Italia punya sejumlah destinasi unik untuk wisatawan. Salah satunya adalah Pulau Tavalora yang merupakan salah satu kerajaan terkecil di dunia.
Berada di sisi Selatan Pulau Sardinia di Italia, terdapat Pulau Tavolara yang unik nan eksotis. Dilansir detikTravel dari BBC, Selasa (15/3/2016) pulau tersebut sekaligus merupakan kerajaan terkecil di dunia!
Merunut kembali ke tahun 1807, alkisah ada seorang bajak laut bernama Giuseppe Bertoleoni yang datang dan menetap di Pulau Tavolara. Menikah dengan dua kakak beradik yang dibawanya, mereka tinggal di pulau yang dihuni oleh spesies kambing langka.
Keberadaan spesies kambing langka itu pun mengundang penguasa Sardinia saat itu, Carlo Alberto untuk datang dan berburu di Pulau Tavolara. Kedatangan Carlo pun disambut oleh anak Giuseppe, Paolo yang turut membantu perburuan.
Kejadian unik pun terjadi ketika Carlo mengenalkan diri sebagai Raja Sardinia. Tidak mau kalah, Paolo juga menyebut dirinya dengan titel Raja Tavolara. Lucunya, Carlo malah merasa senang setelah berburu selama tiga hari bersama Paolo.
Lantas Carlo pun menyebut Paolo sebagai Raja Tavolara, disertai pemberian sertifikat yang mengukuhkan status Paolo sebagai raja dari pulau tersebut. Mungkin ini yang namanya durian runtuh.
Setelah kematian Paolo, status Tavolara sebagai kerajaan pun kembali dikukuhkan oleh salah satu bapak bangsa Italia yang bernama Giuseppe Garibaldi. Aliansi politik dan perjanjian damai pun diciptakan antara Italia dengan Tavolara pada tahun 1903.
Salah satu wartawan BBC yang bernama Eliot Stein pun pernah berkunjung ke Tavolara dan membagikan pengalamannya. Di sana ia disambut oleh Antonio Bertoleoni atau yang akrab disapa Tonino (83) mantan nelayan sekaligus keturunan dari Raja Tavolara terdahulu.
Tapi tidak seperti Raja pada umumnya, Tonino hanya hidup sederhana dari memandu turis yang datang ke kerajaannya. Tonino juga merupakan pemilik dari satu-satunya restoran di Tavolara lho.
"Saya mungkin merupakan raja yang paling biasa saja di dunia," ujar Tonino.
Bersama dengan keluarga, 11 penghuni lain dan 100 kambing gunung, jasa wisata adalah apa yang ditawarkan oleh Tonino di pulau sekaligus Kerajaan Tavolara. Walau kondisinya tidak sejaya dulu, tapi sektor pariwisata telah mengangkat kembali Pulau Tavolara secara ekonomi.
Turis pun datang berbondong-bondong untuk menikmati indahnya pantai dan dunia bawah laut Tavolara. Bagi Kerajaan Tavolara, tentunya ini adalah berkah.
"Keluarga saya mungkin mempunyai masa lalu yang indah. Tapi kami bekerja keras dan hidup simpel seperti orang kebanyakan," ujar Tonino.
Tentunya kerendahan hati Tonino sebagai Raja Pulau Tavolara perlu diacungi jempol. Keramahan serta kerja keras memang lebih menarik ketimbang status raja yang hanya bersifat duniawi.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Berada di sisi Selatan Pulau Sardinia di Italia, terdapat Pulau Tavolara yang unik nan eksotis. Dilansir detikTravel dari BBC, Selasa (15/3/2016) pulau tersebut sekaligus merupakan kerajaan terkecil di dunia!
Merunut kembali ke tahun 1807, alkisah ada seorang bajak laut bernama Giuseppe Bertoleoni yang datang dan menetap di Pulau Tavolara. Menikah dengan dua kakak beradik yang dibawanya, mereka tinggal di pulau yang dihuni oleh spesies kambing langka.
Keberadaan spesies kambing langka itu pun mengundang penguasa Sardinia saat itu, Carlo Alberto untuk datang dan berburu di Pulau Tavolara. Kedatangan Carlo pun disambut oleh anak Giuseppe, Paolo yang turut membantu perburuan.
Kejadian unik pun terjadi ketika Carlo mengenalkan diri sebagai Raja Sardinia. Tidak mau kalah, Paolo juga menyebut dirinya dengan titel Raja Tavolara. Lucunya, Carlo malah merasa senang setelah berburu selama tiga hari bersama Paolo.
Lantas Carlo pun menyebut Paolo sebagai Raja Tavolara, disertai pemberian sertifikat yang mengukuhkan status Paolo sebagai raja dari pulau tersebut. Mungkin ini yang namanya durian runtuh.
Setelah kematian Paolo, status Tavolara sebagai kerajaan pun kembali dikukuhkan oleh salah satu bapak bangsa Italia yang bernama Giuseppe Garibaldi. Aliansi politik dan perjanjian damai pun diciptakan antara Italia dengan Tavolara pada tahun 1903.
Salah satu wartawan BBC yang bernama Eliot Stein pun pernah berkunjung ke Tavolara dan membagikan pengalamannya. Di sana ia disambut oleh Antonio Bertoleoni atau yang akrab disapa Tonino (83) mantan nelayan sekaligus keturunan dari Raja Tavolara terdahulu.
Tapi tidak seperti Raja pada umumnya, Tonino hanya hidup sederhana dari memandu turis yang datang ke kerajaannya. Tonino juga merupakan pemilik dari satu-satunya restoran di Tavolara lho.
"Saya mungkin merupakan raja yang paling biasa saja di dunia," ujar Tonino.
Bersama dengan keluarga, 11 penghuni lain dan 100 kambing gunung, jasa wisata adalah apa yang ditawarkan oleh Tonino di pulau sekaligus Kerajaan Tavolara. Walau kondisinya tidak sejaya dulu, tapi sektor pariwisata telah mengangkat kembali Pulau Tavolara secara ekonomi.
Turis pun datang berbondong-bondong untuk menikmati indahnya pantai dan dunia bawah laut Tavolara. Bagi Kerajaan Tavolara, tentunya ini adalah berkah.
"Keluarga saya mungkin mempunyai masa lalu yang indah. Tapi kami bekerja keras dan hidup simpel seperti orang kebanyakan," ujar Tonino.
Tentunya kerendahan hati Tonino sebagai Raja Pulau Tavolara perlu diacungi jempol. Keramahan serta kerja keras memang lebih menarik ketimbang status raja yang hanya bersifat duniawi.
____________________________________________________________________
Cari informasi tour dari Medan ke Singapore, Malaysia, Kuala Lumpur, Malacca, Redang, Ipoh, Langkawi, Thailand, Bangkok, Pattaya, Had Yai, Phuket, Krabi, Hongkong, Shenzhen, Macau, Guangzhou, Zhuhai, Zhang Jia Jie, Guilin, Lipu, Yangzhuo, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Wuxi, Nanjing, Taiwan, Taipei, Hualian, Taitung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Jepang, Tokyo, Kyoto, Sapporo, Narita, Mount Fuji, dan destinasi lain?
Komentar
Posting Komentar